CIRI-CIRI INDUSTRI PERCETAKAN DI INDONESIA
Industri percetakan
dan penerbitan merupakan salah satu industri yang berskala sangat
variatif baik dilihat dari sisi ukuran usaha, produk maupun proses-nya.
Di Indonesia industri ini sudah bermula sejak awal abad 20, pada saat
budaya modern dari eropa sudah mulai mempengaruhi hajat hidup bumi
putera. Pada saat itu produk cetakan selain berupa buku-buku dan media
massa juga pamflet-pamlet iklan, bahan kemasan dan lain sebagainya.
Produk-produk semacam kecap, rokok, kain sarung, jamu dan sebagainya
membutuhkan jasa percetakan untuk membuat bahan pengemas.
Saat ini industri
tersebut telah berkembang pesat dan populasinya tidak hanya di kota-kota
besar saja, tetapi sudah merambah ke desa-desa. Sedangkan skala
investasinya dimulai dari angka jutaan rupiah hingga milyaran rupiah.
Industri Percetakan
Dilihat dari bentuk
usahanya, perusahaan yang bergerak di sektor industri ini terdiri dari 2
jenis, yakni perusahaan percetakan yang memproduksi barang atas
inisiatif sendiri, dan perusahaan yang beroperasi berdasarkan pesanan
(job order), termasuk untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam satu
atap.
Sebagian besar
perusahaan percetakan beroperasi berdasarkan job-order, mulai dari
perusahaan yang hanya mencetak kartu undangan, brosur, leaflet, merek
barang, kemasan, bahkan media cetak dan produk-produk penerbitan. Dengan
demikian perkembangan industri ini sangat terpengaruh pihak lain
sebagai pemberi order, sementara untuk hal-hal tertentu order tersebut
bergantung kepada suasana lingkungan, misalnya order akan meningkat pada
saat ada kegiatan pemilu, menjelang tahun ajaran baru serta
peristiwa-peristiwa lain yang membutuhkan sosialisasi dan komunikasi.
Industri Percetakan Media
Dilihat dari skala
usahanya perusahaan percetakan bisa hanya berskala perusahaan rumah
tangga, perusahaan menengah hingga perusahaan raksasa. Contoh perusahaan
dengan skala kecil di sektor industri percetakan media di antaranya
adalah PT. Karya Rosda, PT. Taman Siswa, PT. Infokarya Aksara Centra,
PT. Seribu Pulau dan PT. Obor Sarana Utama, sedangkan perusahaan yang
tergolong kelas menengah di antaranya adalah PT. Yudhagama Corp., PT.
Bawen Mediatama Pers, PT. Indonesia Pers, PT. Mascom Graphy serta PT.
Sarana Pers, sementara yang tergolong besar di antaranya adalah PT.
Kompas Media Nusantara, PT. The Golden Web Ltd., PT. Media Interkasi
Utama, PT. Surya Kota Jaya dan PT. Surabaya Post Printing.
Industri Percetakan Offset
Di sektor industri
percetakan offset yang tergolong perusahaan kecil di antaranya adalah
PT. Collibri Offset, PT. Lithopica Offset, PT. Gamma Offset dan PT.
Adiguna Offset, kemudian perusahaan dengan skala menengah di antaranya
PT. Presisi Citra Offset, PT. Crestec Lammar Industri, PT. Victory
Offset Prima serta PT. Midas Surya Grafindo, sedangkan yang tergolong
besar contohnya adalah PT. Temprint, PT. Panca Simpati Offset, PT.
Daindo Offset Printing dan PT. Gloria Grafika.
Industri Percetakan Flexographic (Karton)
Perusahaan yang
tergolong kecil di sektor industri percetakan karton (flexo) di
antaranya adalah PT. Printec Perkasa, PT. Grafitecindo Cipta Prima, PT.
Letter Mas Industry dan PT. Emji Grafisa Nusantara, kemudian yang
tergolong menengah di antaranya adalah PT. Primabox Adiperkasa, PT.
Sampoerna, PT. Induk Sarana Kemasindo dan PT. Sinter Roto & Pack,
sedangkan yang tergolong besar di antaranya adalah PT. Salim Renggo
Container, PT. Paboxin, PT. Indopack Pratama dan PT. Mitra Adiguna.
Industri Percetakan Rotogravure (Flexible Packaging)
Di sektor
percetakan rotogravure (flexible packaging) perusahaan yang tergolong
kecil di antaranya PT. Guna Cipta Mekar Utama, kemudian PT. Indah
Grafika, PT. Indogravure, PT. Mandira Prima Perkasa dan PT. Tri
Sejahtera Mandiri kemudian yang tergolong menengah di antaranya adalah
PT. Kemas Perdana Internasional, PT. Prima Makmur Rotokemindo, PT. Pura
Roto, PT. Muliapack Inti Sempurna dan PT. Kageo, sedangkan yang
tergolong besar contohnya adalah PT. Panverta Cakra Kencana, PT. Saku
Mas Jaya, PT. Sampoerna Percetakan Nusantara, PT. Toppan Sampoerna dan
PT. Surya Multi Indopack.
Industri Metal Printing
Di sektor industri
percetakan kemasan logam (metal coating) perusahaan yang tergolong kecil
di antaranya PT. Morelli Pineapple, PT. Capitol Gravure Industries, PT.
Alpha Metal Color Printing, PT. Great Giant Pineapple dan PT. National
Food Packers, kemudian yang tergolong menengah di antaranya adalah PT.
Nestle Indonesia, PT. Mulia Jadi Makmur, PT. Sinar Jaya Can, PT. Ancol
Terang Moderindo dan PT. Bell Packaging, sedangkan yang tergolong besar
diantaranya adalah PT. Indonesia Multi Color Printing, PT. Pelangi Indah
Canindo, PT. New Red & White Manufacturing, PT. United Can Co Ltd
dan PT. Ancol Metal Printing.
Perusahaan-perusahaan
tersebut di atas sebagian besar beroperasi berdasarkan order, sehingga
pertumbuhan usahanya sangat bergantung kepada pertumbuhan industri hilir
sebagai pemakai jasa percetakan. Hanya sebagian kecil perusahaan yang
memproduksi barang cetakan untuk keperluan sendiri dan dalam hal ini
status industri percetakan hanya merupakan unit atau anak perusahaan.
Perusahaan
percetakan yang diketahui memproduksi barang-barang cetakan untuk
keperluan sendiri di antaranya adalah PT. Morelli Pinnepale, PT. Great
Giant Pinneapple, dan PT. Nestle Indonesia di bidang metal coating,
kemudian di bidang rotogravure di antaranya adalah PT. Ajinomoto
Indonesia, PT. Miwon, PT. Samudera Montaz Packaging dan PT. Wings Surya.
Di bidang cetak
karton (flexo) perusahaan yang memproduksi barang cetakan untuk
keperluan sendiri adalah PT. Bentoel Prima, PT. Royal Lionindo Jaya, PT.
Foremost Indonesia dan PT. Sibalec Kemas dan PT. Gudang Garam.
Industri Penerbitan
Sebagian besar
perusahaan penerbitan beroperasi berdasarkan inisiatif sendiri bukan
pesasan, sehingga pasarnya juga harus dirancang oleh perusahaan itu
sendiri. Industri pernerbitan terutama penerbitan media cetak meledak
sejak awal era reformasi, dan saat ini jumlahnya sudah tergolong
berlebihan, sehingga kompetisi pasar yang sangat ketat tidak bisa
dihindari, apalagi dengan hadirnya media elektronik dan internet.
Industri penerbitan
khususnya penerbitan media sangat dinamik, mengingat produknya
merupakan media informasi yang berubah setiap hari, tergantung
perkembangan yang terjadi sehari-hari. Industri ini juga tergolong
industri yang low-cost karena produknya bisa dibuat dengan cara
penggandaan (copy). Namun demikian karena terkait informasi maka produk
penerbitan terutama pers akan jatuh harga jualnya manakala informasi
yang disajikan kadaluwarsa.